Selasa, 29 Januari 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN

GIZI BURUK

PADA BALITA DI KABUPATEN KULON PROGO

Theodola Baning Rahayujati

ABSTRAK

LATAR BELAKANG

Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) balita Propinsi DIY tahun 2001 ditemukan 1,53 % anak balita dengan status gizi kurang (Gizi Kita, 2002). Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo jumlah balita dengan gizi buruk tahun 2001-2003 cenderung meningkat tahun 2001 ada 211 balita, tahun 2002 ada 167 balita dan tahun 2003 ada 242 balita, sedangkan jumlah balita gizi kurang pada tahun tersebut berturut-turut sebanyak 2910, 3336 dan 3237 (Sutopo dkk, 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk di Kabupaten Kulon Progo agar kedepan dapat digunakan sebagai dasar bagi intervensi dalam upaya penurunan kejadian gizi buruk sehingga tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai.

BAHAN DAN CARA

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan studi kasus kontrol dan dilakukan di 20 puskesmas di Kabupaten Kulon Progo dengan subyek adalah ibu dan balita dengan kriteria inklusi : umur anak <> 2500 gram, ibu tinggal satu rumah dengan balita sejak lahir sampai saat penelitian, bisa menunjukkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan bersedia mengikuti penelitian. Jumlah sampel sebanyak 150 balita yang terdiri dari 75 kasus dan 75 kontrol. Variabel dependen adalah kejadian gizi buruk dan variabel independen adalah tingkat pendidikan ibu, pekerjaan orang tua, ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga, jumlah anak, interval anak, lama pemberian ASI, pola konsumsi makan, penyakit penyerta dan status imunisasi. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner, timbangan dacin dan KMS. Data diolah secara univariat dan multivariat.

HASIL PENELITIAN

Distribusi balita gizi buruk di dataran tinggi sebanyak 35%, dataran rendah 49% dan daerah pantai 16%. Prosentase gizi buruk terbanyak adalah wanita (72%), kelompok umur 12-35 bulan (62,7%), tingkat pendidikan ibu balita berpendidikan rendah (69,3%) dan 100% telah diimunisasi sesuai dengan umur masing-masing, penyakit yang diderita adalah diare, panas, batuk, pilek dan flek, rata-rata angka kecukupan kalori sebesar 32,53%, sedangkan angka kecukupan protein mencapai 69,46% dari angka kecukupan protein yang dianjurkan oleh pemerintah menurut berat badan balita. Hasil analisis univariat tentang faktor yang mempengaruhi gizi buruk adalah faktor ekonomi keluarga berisiko sebesar 0,44 kali (OR=0,44; 95%CI 0,22-0,89), lama pemberian ASI ≥ 24 bulan berisiko sebesar 0,12 kali (OR=0,12; 95%CI 0,041-0,332) dan lama pemberian ASI < or="0,01;" style=""> pola konsumsi kalori berisiko sebesar 6 kali (OR=6; 95%CI 2,89-2,46), pola konsumsi protein berisiko sebesar 1,91 kali (OR=1,91; 95%CI 0,91-3,65) dan penyakit penyerta : batuk berisiko sebesar 2,38 kali (OR=2,38 ; 95%CI 1,24-4,59) serta pilek berisiko sebesar 2,346 kali (OR =2,346; 95%CI 1,198-4,595). Hasil analisis multivariat yang bermakna secara statistik dengan kejadian gizi buruk adalah jenis kelamin perempuan berisiko sebesar 6,07 kali (OR=6,07; 95%CI 1,80-20,54), lama pemberian ASI ≥ 24 bulan berisiko sebesar 0,11 kali (OR=0,11; 95%CI 0,03-0,42) dan lama pemberian < or="0,001;" or="9,41;" or="3,61;">

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Kulon Progo adalah jenis kelamin, lama pemberian ASI, pola konsumsi kalori dan protein

Kata kunci : Gizi buruk, Balita

Disusun oleh : Theodola Baning Rahayujati

NIP : 140 311 070

Jabatan : Kepala Puskesmas Temon II

Tidak ada komentar: